Rabu, 19 Oktober 2011

Etika Profesi Akuntansi

PENDAHULUAN
Berkembangnya profesi akuntan publik telah banyak diakui oleh berbagai kalangan. Kebutuhan dunia usaha, pemerintah dan masyarakat luas akan jasa akuntan inilah yang menjadi pemicu perkembangan tersebut. Kenyataannya tidak hanya pemahaman terhadap etika profesi dan dilema etika saja. Tetapi pendidikan dan pengalaman, baik pengetahuan dan keahlian dari seorang auditor, dan elemen dalam management letter (fee, scedula, and Team) juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku profesionalisme Akuntabilitas Profesional Akuntan Publik juga tidak terlepas pada tanggung jawab profesi dan hukum, yaitu bahwa dalam melakukan audit mematuhi perundangan peraturan yang berlaku dan kode etik profesi yang dijunjung tinggi. Hal ini menyangkut juga antara lain, kultural kejujuran, independensi dan obyektivitas (Ponemon, 1988; Wood, 1995; dalam Hadibroto, 2002).
Pada perusahaan besar, khususnya perusahaan go public, terdapat pemisahan antara pemilik dengan manajemen. Manajemen adalah pihak yang mengelola serta mengendalikan perusahaan. Manajemen dipercaya dan diberi wewenang untuk mengelola sumber daya yang diinvestasikan ke dalam perusahaan oleh pemilik.
Manajemen bertugas menjalankan kegiatan bisnis perusahaan. Konsekuensi dari hal ini adalah pihak manajemen harus mempertanggung-jawabkan pelaksanaan wewenang tersebut secara periodik kepada pemilik. Pertanggungjawaban periodik ini umumnya menggunakan media laporan keuangan. Untuk itu manajemen harus merancang dan mengimplementasikan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan secara periodik yang akurat dan dapat diandalkan. Selain pemilik, masih terdapat pihak lain yang memerlukan informasi yang berasal dari laporan keuangan. Pihak lain tersebut antara lain adalah pemberi pinjaman, calon kreditor atau investor, pemerintah, analis keuangan dan sebagainya.
Dari uraian di atas terlihat adanya sebuah kepentingan yang berbeda antara manajemen dengan pemakai laporan keuangan. Manajemen berkepentingan untuk melaporkan pengelolaan bisnis perusahaan yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan pemakai laporan keuangan, khususnya pemilik berkepentingan untuk melihat hasil kinerja manajemen di dalam mengelola perusahaan. Perbedaan ini menimbulkan konflik kepentingan antara manajemen dengan pemakai laporan keuangan. Karena adanya konflik kepentingan antara manajemen dengan pemakai laporan keuangan maka laporan keuangan harus diaudit oleh pihak ketiga yang independen.
Pihak yang bisa melakukan audit atas laporan keuangan adalah akuntan publik. Akuntan publik akan melaksanakan audit menurut ketentuan yang ada pada standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Profesi Akuntan Publik. Standar auditing yang ada meliputi (1) standar umum, (2) standar pekerjaan lapangan dan (3) standar pelaporan. Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya. Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan kriteria dan ukuran mutu kinerja akuntan publik dalam melakukan pekerjaan lapangan. Standar pelaporan berkaitan dengan kriteria dan ukuran mutu kinerja akuntan publik dalam melakukan pelaporan. (IAI 2001).
Dalam auditnya, akuntan publik menilai apakah penyusunan laporan keuangan yang dilakukan manajemen sudah sesuai dengan ketentuan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sebagai hasil auditnya, akuntan publik memberikan pendapat akuntan atas kewajaran laporan keuangan. Pendapat akuntan publik ini disajikan dalam “Laporan Auditor Independen”.
Persepsi
Persepsi, Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991: 201) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (1994: 53) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi (Atkinson dan Hilgard, 1991 : 209). Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri (Gibson, 1986: 54).
Pelaku orang lain dan menarik kesimpulan tentang penyebab perilaku tersebut atribusi dapat terjadi bila:1). Suatu kejadian yang tidak biasa menarik perhatian seseorang, 2). Suatu kejadian memiliki konsekuensi yang bersifat personal, 3). Seseorang ingin mengetahui motif yang melatarbelakangi orang lain (Shaver, 1981; Lestari, 1999).
Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu:
1. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.
2. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk meniiai sesuatu.
3. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu:
Minat
Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto, 1981,23). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami, sehingga mahasiswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa, baik kognitif, psikomotor maupun afektif.
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih . Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:
a) Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
b) Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
c) Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
Minat dibedakan menjadi 2 yaitu: (Witherington, 1999 : 26)
a) Minat primitif
Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal makanan dan kebebasan aktifitas.
b) Minat kultural
Disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya.
Kriteria Minat Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi:
a) Rendah
Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat
b) Sedang
Jika seseorang menginginkan obyek minat, tetapi tidak dalam waktu segera.
c) Tinggi
Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera.
Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat
a) Status ekonomi
Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.
b) Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan.
Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa “Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka.
c) Tempat tinggal
Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak.
Profesi Akuntan Publik
Weygant et al. (1996) dalam Astami (2001) menyatakan bahwa pada umumnya profesi akuntansi diperlukan pada empat bidang, yaitu public accounting, private accounting, non-for-profit accounting, dan pendidik. Menurut Sumarna ( 2002), bidang-bidang yang dapat digeluti oleh para lulusan Sarjana Akuntansi, adalah Staf Akunting (SA), Staf Auditor, Akuntansi Perpajakan, dan Jurnalis.
David M. Walker (2002) dalam Prakarsa (2004) menyatakan bahwa Akuntan memiliki tiga jenis aktivitas, yaitu (1) oversight, (2) insight, (3) foresight. Sebaliknya, AICPA (2004) menyatakan bahwa karier yang bisa ditempuh oleh seorang akuntan adalah Public Accounting, Corporate Accounting, dan Financial Management.
Titik tolak perkembangan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia adalah dengan dikeluarkannya Inpres No. 6, Th 1979 yang dikenal dengan nama paket 27 Maret 1979 serta KMK No. 108/KMK/077/79. Inti peraturan ini adalah bahwa wajib pajak diberikan keringanan di dalam penetapan pajak apabila menggunakan jasa akuntan publik dalam menyusun laporan pemeriksaan akuntan publik. Untuk menjadi akuntan publik harus memiliki kualifikasi pendidikan sarjana ekonomi jurusan akuntansi ditambah pendidikan profesi. Akuntan publik di Indonesia memiliki Kode Etik Akuntan Indonesia dan Etika Profesional Akuntan Publik, dan pemerintah telah mengatur syarat-syarat suatu KAP, tempat para akuntan publik berkiprah. Auditor yang ditugasi untuk mengaudit tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum pada umumnya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu Auditor Internal, Auditor Pemerintah, Auditor Independen (Akuntan Publik).
Secara umum kualifikasi yang dibutuhkan adalah intelectual, interpersonal skill, dan communication skill. Kelebihan bekerja di KAP adalah mengetahui berbagai perusahaan, terutama perlakuan auditnya dan pengalaman di KAP membuat seseorang sangat banyak dicari oleh perusahaan nantinya karena dianggap menguasai akuntansi sesuai dengan standar yang berlaku. Kekurangannya mungkin karena beban pekerjaan melebihi perusahaan biasa yang mengharuskan sering lembur.
Pendidikan Profesi Akuntan di Indonesia
Peran pendidikan akuntansi sebagaimana dinyatakan dalam Seminar Nasional Akuntansi oleh Prakarsa (2004) adalah (1) menciptakan knowledge workers yang dapat bekerja sama secara sinergis dengan blue-collar workers serta knowledge workers yang lain dalam proses penciptaan nilai tambah, (2) tanggap terhadap peran akuntansi yang cenderung makin multidimensional dan vital pada masa depan, (3) mampu memberi bekal kepada para akuntan agar dapat melaksanakan oversight, insight, dan foresight roles yang akan menjadi makin rumit pada masa depan.
Visi pendidikan akuntansi hádala mendidik tenaga akuntan yang cerdas dan ‘utuh’ sebagai insan profesional dan meneliti, mengembangkan, serta memasyarakatkan disiplin akuntansi yang sangat vital untuk merealisasikan terbentuknya good corporate and public governance dalam global civil society. Sebaliknya, misi pendidikan akuntansi adalah menghasilkan lulusan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kontemporer dunia usaha dan dunia pendidikan akan tenaga staf, tenaga manajer, serta tenaga pendidik profesional.
Pendidikan profesi akuntan di Indonesia diatur melalui Kepmendikbud No: 056/U/1999 tentang Penyelenggaraan Profesi Akuntansi, yang mulai berlaku 30 Maret 1999 (SY, 1999). Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) merupakan pendidikan tambahan yang bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi dengan sebutan gelar profesi “Akuntan” (Harry dkk., 1999).

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Bina Darma Palembang, dimana waktu penelitiannya dilakukan kurang lebih selama selama 5 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan Mei 2009.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempuyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Siswoyo, 2004, h. 131).
Jumlah anggota populasi yang dijadikan penelitian adalah semua mahasiswa jurusan akuntansi tahun ajaran 2008 / 2009 yang mengikuti mata kuliah Praktek Kerja Lapangan dimana mahasiswa tersebut semuanya telah mengambil mata kuliah pemeriksaan akuntansi.
Sampel adalah kumpulan dari unit sampling yang diambil dari sebuah populasi (Nazir, 2003; 273). Pengambilan tersebut dilakukan dengan sampling jenuh. Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis (1999, h. 78) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara desain deskriptif dan desain kausal. Dimana desain deskriptif mendeskripsikan hasil pengolahan dan anlisis dari tiap-tiap variabel penelitian dilengkapi paparan secara kualitatif terutama terhadap hasil pengolahan data sedangkan desain kausal digunakan untuk mengukur kuat hubungan dan pangaruh antar variabel dalam penelitian.
Desain Proses Analisis
Secara garis besar penulisan proses penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada kemudian merumuskannya dalam suatu perumusan masalah sesuai dengan variabel yang digunakan.
2. Melakukan kajian pustaka untuk menggali landasan teori yang relevan yang digunakan dalam penetapan dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel-variabel penelitian yang digunakan.
3. Berdasarkan indikator-indikator variabel penelitian, selanjutnya dilakukan penyusunan kuisioner, disebarkan kepada responden yang terpilih.
4. Data dari responden selanjutnya diproses dan diolah lebih lanjut agar dapat dipakai dalam tahap analisis data.
5. Analisis pertama yaitu mendeskripsikan hasil jawaban responden sehingga diketahui gambaran secara umum jawaban responden untuk setiap variabel. Sekaligus menetapkan kekuatan dan kelemahan yang ada yang selanjutnya digali lebih lanjut.
6. Analisis kedua yaitu menggunakan software SPSS untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
7. Menetapkan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Operasional Variabel
Persepsi (X1)
Persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. (Ruch, 1967: 300),
Cara penilaiannya masing – masing pertanyaan diberi bobot sebagai berikut: 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Netral, 4 = Setuju, 5 = Sangat setuju.
Minat (Y)
Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto, 1981,23).
Cara penilaiannya masing – masing pertanyaan diberi bobot sebagai berikut: 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Netral, 4 = Setuju, 5 = Sangat setuju.
Sumber Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Yaitu data yang dikumpulkan secara langsung dari objek yang diteliti. Data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah terdiri dari jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepada responden. Data primer ini didapat dari hasil penyebaran kuesioner mengenai persepsi mahasiswa terhadap minat berprofesi sebagai akuntan publik.
Data primer diperoleh dari Observasi, wawancara dan penyebaran kuisioner.
b. Data sekunder
Penelitian ini juga menggunakan data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua (penelitian terdahulu) dan hasil penelitian lapangan antara lain diperoleh dari studi pustaka.
Analisis Regresi
Setelah data ditabulasi langkah berikutnya adalah melakukan analisis data. Pengolahan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Pada bagian ini data diolah dengan menggunakan program SPSS untuk menghitung rata – rata. Dalam menjelaskan pengaruh antara variabel independen dengan dependen, model yang digunakan adalah model regresi linier berganda, yang dapat dinyatakan sebagai berikut.
Y = a + b1X1 + e
Dimana:
Y = Minat berprofesi sebagai akuntan publik
α = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi
X1 = Persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan publik
e1,2 = error term

Pengujian Hipotesis
Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun prasyarat yang digunakan adalah:
1. t hitung < t table
Artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
1. t hitung > t table
Artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengaruh Persepsi (X) Terhadap Minat Mahasiswa (Y)
Setelah dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan aplikasi SPSS, maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
a. Model Summary
Berdassarkan hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa:
1. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,866 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara persepsi (X) terhadap minat mahasiswa (Y)
2. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,750 menunjukkan bahwa persepsi (X) mempengaruhi minat mahasiswa (Y) sebesar 75% dan sisanya sebesar 25% dipengaruhi oleh faktor lain.
b. Coefficient
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai konstanta sebesar 10,430 dan nilai persepsi sebesar 0,770. Dari sini diperoleh persamaan regresi yaitu Y = 10,430 + 0,770X1. Hal ini berarti bahwa konstanta (a) = 10,430 artinya tanpa adanya persepsi mahasiswa, maka minat mahasiswa terhadap profesi akuntan publik hanya sebesar 10,430. Koefisien regresi (X) = 0,770 artinya apabila persepsi mahasiswa meningkat sebesar 1 skor maka minat mahasiswa terhadap profesi akuntan akan meningkat sebesar 0,770 dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang tertera di tabel coeficient diketahui nilai signifikan t untuk variabel persepsi sebesar 0,000 lebih kecil dari level signifikansi 0,05. hal ini berarti bahwa variabel persepsi mahasiswa secara mempunyai pengaruh terhadap variabel minat mahasiswa berprofesi sebagai akuntan publik. Hal ini berati bahwa Ho ditolak, artinya persepsi mahasiswa berpengaruh terhadap minat mahasiswa berprofesi sebagai akuntan publik.
Persepsi di pengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Persepsi juga ditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain: lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat.
Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.
Jika mahasiswa memiliki persepsi yang baik mengenai profesi akuntan publik, maka hal ini dapat membentuk suatu minat mahasiswa untuk menjadi seorang akuntan publik. Dimana para mahasiswa tersebut akan berupaya dengan giat untuk menempuh semua persyaratan yang diperlukan untuk menjadi seorang akuntan publik.
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:
a) Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
b) Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
c) Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dijelaskan semakin baik tingkat persepsi mahasiswa atas profesi akuntan publik maka semakin tinggi minat mahasiswa untuk menjadi seorang akuntan publik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi pada bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan publik mempunyai pengaruh terhadap minat mahasiswa untuk berprofesi sebagai akuntan publik.
2. Persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan publik mempengaruhi minat mahasiswa untuk berprofesi sebagai akuntan publik sebesar 75% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.